Tattoo Sebagai Identitas Budaya dan Identitas Diri

Tattoo Sebagai Identitas Budaya dan Identitas Diri – Tattoo atau seni melukis di badan memiliki jumlah peminat banyak tersebar di berbagai Negara. Tattoo sering sekali mendapatkan konotasi negatif meskipun sebenarnya seni tersebut telah muncul sejak lama. Tattoo sudah ada sejak masa nenek moyang tapi dikenal sebagai seni rajah tubuh. Seni rajah tubuh saat itu menggunakan motif khas seperti yang terdapat dalam Suku Dayak Aoheng. Suku itu tinggal di Hulu Sungai Mahakam hingga sekarang berdomisili di Kecamatan Long Bagun, Kalimantan Timur masih menunjukkan kecintaan pada tattoo sebagai bagian budaya mereka. Hanya motif semakin modern.

Memakai beberapa simbol sakral berfungsi untuk menunjukkan status sosial individu. Tidak bisa dilakukan sembarangan karena sifatnya sakral jadi merajah tubuh hanya berlaku bagi orang berdarah Dayak. Berjalannya waktu, seni tattoo modern lebih diminatikaum remaja. Siapa saja dapat merasakan seni ini yang memunculkan masalah yaitu kesterilan jarum suntik yang dipakai membuat tattoo. Kondisi tersebut pasti membawa dapak buruk bagi pecinta seni rajah tubuh ini.

Tattoo bertahan sangat lama tapi bisa dihapus dengan catatan tidak hilang permanen hanya menghapus warna tertentu saja. Jenis warna paling sulit dihapus ialah warna biru, warna kuning dan warna hijau. Hitam merupakan warna paling mudah dihapus yang memang sering digunakan. Sedangkan tattoo mustahil dihapus oleh laser jenis apapun yaitu ultra violet. Warna tersebut tidak terlihat di pagi sampai sore hari namun langsung Nampak di bawah lampu diskotik. Sebagai seni menghias tubuh memakai berbagai motif dimana faktanya ada Sejarah panjang tidak membuat setiap orang memiliki sudut pandang positif padanya. Masih banyak orang menganggap tattoo identik dengan seorang criminal.

Berdasarkan nilai budaya Masyarakat tertentu, tattoo merupakan identitas sosial individu. Misalnya, merajah tubuh menjadi simbol kedewasaan bagi Masyarakat Hawaii, India serta Kalimantan. Banyaknya selebrity top Dunia memakai tattoo membuat seni ini lebih populer. Penggemar ataupun Masyarakat biasa menjadikan selebriti tersebut sebagai contoh. Sebagian orang merjah tubuh mereka sebagai bentuk ekspresi diri, meluapkan emosi hingga mengatasi tekanan mental yang dialami selama ini. Faktanya, tattoo bukan hanya sebagai bentuk seni merias tubuh tetapi menjadi bagian dari identitas budaya dan individu. Beberapa fitur terkenal Indonesia yang diketahui menggambar tattoo di tubuh diantaranya adalah Mantan Menteri Perikanan Susi Pujiastutik dan artis Melanie Soebono.

Tattoo adalah bagian dari trend fashion di Amerika Serikat dimana banyak penduduk berusia remaja hingga dewasa memenuhi bagian tubuh mereka dengan beragam gambar agar menunjang tampilan kerennya. Seni rajah tubuh ini bisa dipakai untuk menunjukkan cinta seperti yang dilakukan Lionel Messi yang menunjukkan rasa cinta pada FC Barcelona dengan mengtattoo lambang klub sepakbola tersebut di kakinya. Apapun tujuan menghias tubuh menggunakan tattoo, mereka harus siap menerima stigma buruk dari Masyarakat tertentu. Kebebasan melakukan apa saja di tubuh memang ada tapi tidak menghapus fakta bahwa terdapat mitra buruk terhadap seorang bertattoo. Contohnya: Tatto termasuk hal tabu di Jepang sebab dianggap identik dengan kelompok Yakuza.

Hal Yang Perlu Diperhitungan Sebelum Membuat Tattoo

Membuat tattoo di tubuh harus melakukan pertimbangan matang karena tidak bisa dihapus sehingga penyesalan tidak berguna. Meskipun kecewa atau menyesal tidak akan dapat menghapus tattoo yang dibuat pada salah satu bagian tubuh. Berikut hal-hal wajib dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan merajah tubuh dengan tattoo adalah:

1. Kondisi kulit. Hal pertama yang perlu dipertimbangkan ialah kondisi tubuh karena kulit menjadi kanvas melukis. Kondisi kulit harus terhidrasi jadi lebih halus. Kulit lembab dan halus mempercepat proses penyembuhan setelah tattoo selesai dikerjakan.

2. Jangan meniru gambar orang lain. Ada dua alasan kenapa poin ini dipertimbangkan. Pertama, mencopy tattoo orang lain artinya mencuri karya seni orang. Kedua, gambar tidak selalu cocok untuk anda. Pilih gambar yang menggambarkan sosok anda atau sesuai tujuan merajah tattoo.

3. Lakukan konsultasi obat antirasa sakit. Membuat tattoo selalu menggunakan obat rasa sakit. Jika anda mempunyai riwayat sensitive dengan jenis obat tersebut. Krim antirasa sakit bisa berdampak kurang baik pada beberapa orang.

4. Membuat tattoo saat libur. Perlu beberapa kali perawatan sampai kondisi kulit yang ditatto benar-benar sembuh makanya lebih tepat melakukannya selama libur panjang.

Dampak Psikologis Membuat Tattoo

Banyak dampak psikologis ketika memilih membuat tattoo yang mungkin dapat menjadi alasan meyakinkan merajah tubuh dengan gambar tertentu. Berikut pengaruh psikologis membuat tattoo di tubuh:

1. Mengeluarkan rasa Bahagia. Memodifikasi bagian tubuh memicu hormon endorphin yaitu hormon memunculkan perasaan positif. Individu selalu mengingat momen menghiasi tubuh dengan gambar tertentu.

2. Sebagai ekspresi seni. Semua orang memilih pakaian atau perhiasan sebagai bentuk ekspresi seni. Sama halnya dengan tattoo juga dipakai sebagai ekspresi seni individu. Banyak motif bisa dipakai menghias bagian tubuh tertentu.

3. Memunculkan rasa individualis. Beberapa individu mentattoo tubuh agar merasa lebih istimewa. Tattoo memicu perasaan bahkan dia berbeda dengan orang lain. Hal tersebut memupuk rasa individualis.

4. Mengabadikan momen instimewa. Banyak cara merekam memori berharga seperti melukisnya di tubuh. Misalnya, membuat tattoo nama anak atau tanggal Bahagia lainnya.

5. Bagian dari budaya. Tattoo merupakan salah satu kekayaan budaya di beberapa suku seperti suku Kalimantan dimana tattoo ialah identitas sosial seseorang dalam Masyarakat.

Bisa mempertimbangkan tips tertentu hingga dampak psikologis sebelum melukis tubuh dengan gambar tertentu. Jangan biarkan rasa kecewa setelah gambar tattoo selesai dibuat karena tidak bisa dihapus.